Thursday 4 April 2013

PERPADUAN RASA TAKUT (KHAUF) DAN HARAP (RAJA')



Saudaraku… Orang-orang shalih di zaman dulu (salafus shalih), merasa terusik kedamaiannya jika amal-amal shalihnya yang rahasia diketahui oleh orang lain. Tidak sedikit dari mereka yang tak sadarkan diri atau pingsan saat ibadahnya diketahui oleh orang lain.

Berbeda dengan orang-orang shalih di zaman kini. Apalagi kita yang mungkin keshalihan kita masih seujung kuku. Terkadang kita malah bangga jika ukiran kebaikan dan amal-amal keta'atan kita dilihat dan diperbincangkan di hadapan orang lain.

Lebih gembira lagi jika kegiatan ruhani kita diliput oleh media atau terpampang di jejaring sosial; FB, Twitter dan yang senada dengan itu. Artinya semakin banyak orang yang mengenal keshalihan kita, maka perasaan berbunga-bunga semakin mekar berkembang.

Saudaraku.. Pada saat Abdullah bin Idris Al Udi menerima sepucuk surat dari khalifah Harun Ar Rasyid, yang berisi ketakjuban sang khalifah akan ibadah rahasia-nya, ia jatuh pingsan tak sadarkan diri. Saat sadar ia berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, ia (khalifah) telah mengetahui siapa diri ini sehingga ia menulis sepucuk surat untukku. Dosa apa yang aku lakukan sehingga hal ini bisa terjadi?."

Ketika ia berada di ambang sakaratul maut, putrinya menangis tersedu-sedu karena akan ditinggal oleh seorang ayah yang shalih, ahli ibadah. Ibnu Idris berkata kepada putrinya, "Jangan menangis duhai putriku. Sungguh aku telah mengkhatamkan al Qur'an di rumah ini sebanyak empat ribu khataman." (100 kisah min qashash as shalihin, Muhammad bin Hamd).

OLEH:Ust Abu Ja'far
Riyadh,Saudi Arabia

No comments:

Post a Comment