Sunday 30 June 2013

KISAH ISTRI SHALIHAH



kisah Nyata yang dapat di Ambil Ibrah..
saya nukil dari status Al-Firqah An-Najiyah.

KISAH JANDA MUDA SURIAH

Biasanya pasangan pengantin baru akan melalui hari-harinya dengan penuh keindahan dan kesenangan, serta tidak sedikit dari mereka yang pergi ke tempat rekreasi untuk berbulan madu.

Hal itu tidak berlaku bagipengantin baru di Suriah. Tidak
ada kata bersantai-santai atau bercumbu mesra seharian dengan pasangan, tetapi sang istri harus menyiapkan peralatan perang untuk suaminya, inilah kurang lebih yang diceritakan Fathi At-Tamimi, relawan Indonesia untuk Suriah yang saat
ini berada di Turki dalam status Facebooknya pada Rabu (22/08).
Dia menuturkan, Perempuan 20 tahun hafal Al-Qur’an itu dengan berlinang airmata menjahit sendiri baju tempur suaminya yang baru dinikahi dua mınggu saat pertempuran pertama memanggil para patriot membela agama.
Kemudian mengenakannya pada suatu malam yang diisi satu doa dibaca
agak keras berulang-ulang saat sujud panjang.
“Bila suamiku adalah milik para Bidadari-Mu,Jangan kembalikan ia padaku,

Bariskan sebanyak mungkin mereka di pintu langit untuk menjemputnya.
Tapi bila berjodoh sampai lama,Jangan Engkau biarkan sebuah lubangpun pada pakaian ini.

Aku akan bergembira apapun keputusan-Mu
Dan jadikanlah ia pendampingku di dunia dan di Surga.”
Sang suami yang mengintip adegan tersebut lalu bertempur bagai singa luka, tiga tank dirusak sendirian, Maju paling depan kembali paling belakang, Belum pernah punggungnya dilihat musuh, Melegenda dıantara kawan lawan, dibakar doa dan kepasrahan istri tercinta.

Disaat yang sama, istrınya bekerja keras membantu korban-korban perang, menghibur mereka,menjamin sandang pangan papan, merawat luka, mendoakan para pejuang, menjadi pemimpin grup relawan terdiri dari keluarga mujahidin atau yang ditinggalkan.

Ketika akhirnya Bidadari Surga menjemput suaminya di pintu langit, Para komandan grup seluruh Suriah bahkan yang bermarkas di gunung-gunung datang atau mengirim utusan berbela sungkawa;

“Suamimu, Abu Umar, Adalah pahlawan dan kebanggaan kami, Semoga akan banyak laınnya di negeri ini.”

Ketika banyak orang kaya di negara-negara Arab mendengar kisah beliau, Mereka berlomba melamarnya, Tapi beliau enggan dan membaktikan hıdupnya demi rakyat, berjanjı tıdak akan menikah lagi hingga Suriah bebas dari rezim Syi’ah. Perempuan itu namanya perlahan mulai berkibar, Jadi contoh ketabahan gadis-gadis lain dan
sekarang dijulukı "Oummus Suuri,
Ibunya Suriah". Namanya Ahlam Al-
A’ini darı Homs.

Kisah ini dicerıtakan langsung
oleh salah satu korban perang
yang sempat dırawat oleh beliau
di RS. lapangan di Homs dan
sekarang berada di kamp
pengungsian di Turki.