Tuesday 31 January 2012

Memakan Daging Unta,Apakah Membatalkan Wudhu Atau Tidak?

Oleh:Ust Abdullah Haidir
Hadits tentang batalnya wudhu karena memakan daging onta di sebutkan dalam beberapa riwayat. Di antaranya dalam riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah. Ibnu Hajar Al-Asqalani memasukkannya dalam kitab hadits ahkamnya yang fenomenal; Bulughul Maram, Kitab Thaharah, bab Nawaqidhul Wudhu, no. 69. 

Penjelasan singkat namun cukup lengkap diuraikan oleh Imam Ash-Shan'ani dalam kitab Subulus-Salam yang dikenal sebagai syarah utama terhadap kitab Bulughul Maram (kalau ada salah arti, mohon dikoreksi....).

69 - وَعَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ { أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ الْغَنَمِ ؟ قَالَ : إنْ شِئْت قَالَ : أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ ؟ قَالَ : نَعَمْ } أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .

Dari Jabir bin Samurah radhiallahu anhu, "Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, "Apakah saya berwudhu apabila memakan daging kambing?" Beliau berkata, "Jika engkau mau." Orang itu berkata lagi, "Apakah saya berwudhu apabila memakan daging onta?" Dia berkata, "Ya." (HR. Muslim)

وَرَوَى نَحْوَهُ أَبُو دَاوُد ، وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ ، وَغَيْرُهُمْ مِنْ حَدِيثِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ " قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { تَوَضَّئُوا مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ وَلَا تَوَضَّئُوا مِنْ لُحُومِ الْغَنَمِ } .




Riwayat semakna juga disampaikan oleh Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah serta lainnya dari hadits Barra' bin Azib, dia berkata, "Rasululullah saw bersabda, "Berwudhulah dari daging onta, dan jangan berwudhu dari daging kambing."

قَالَ ابْنُ خُزَيْمَةَ : لَمْ أَرَ خِلَافًا بَيْنَ عُلَمَاءِ الْحَدِيثِ أَنَّ هَذَا الْخَبَرَ صَحِيحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ ، لِعَدَالَةِ نَاقِلِيهِ .
Ibnu Khuzaimah berkata, "Saya tidak melihat adanya perbedaan di kalangan ulama hadits bahwa riwayat ini merupakan riwayat shahih dari segi periwayatannya, karena para perawinya dikenal adil .

: وَالْحَدِيثَانِ دَلِيلَانِ عَلَى نَقْضِ لُحُومِ الْإِبِلِ لِلْوُضُوءِ ، وَأَنَّ مَنْ أَكَلَهَا انْتَقَضَ وُضُوءُهُ ، وَقَالَ بِهَذَا أَحْمَدُ ، وَإِسْحَاقُ ، وَابْنُ الْمُنْذِرِ ، وَابْنُ خُزَيْمَةَ ، وَاخْتَارَهُ الْبَيْهَقِيُّ ، وَحَكَاهُ عَنْ أَصْحَابِ الْحَدِيثِ مُطْلَقًا .

وَحَكَى عَنْ الشَّافِعِيِّ أَنَّهُ قَالَ : إنْ صَحَّ الْحَدِيثُ فِي لُحُومِ الْإِبِلِ قُلْت بِهِ .

قَالَ الْبَيْهَقِيُّ : قَدْ صَحَّ فِيهِ حَدِيثَانِ : حَدِيثُ جَابِرٍ " ، وَحَدِيثُ الْبَرَاءِ " ، وَذَهَبَ إلَى خِلَافِهِ جَمَاعَةٌ مِنْ الصَّحَابَةِ ، وَالتَّابِعِينَ وَالْهَادَوِيَّةِ .

Kedua hadits ini merupakan dalil bahwa daging onta dapat membatalkan wudhu dan bahwa siapa yang memakannya, maka wudhunya batal. Yang berpendapat seperti ini adalah Ahmad, Ishaq, Ibnu Munzir, Ibnu Khuzaimah. Pendapat ini dipilih oleh Baihaqi dan secara umum dinyatakan oleh ahli hadits.




Diriwayatkan bahwa Asy-Syafii berkata, "Jika hadits tentang daging onta itu shahih, maka aku berpedoman dengannya."

Al-Baihaqi berkata, "Terdapat dua hadits shahih dalam masalah ini; Yaitu hadits Jabir dan hadits Barra'. Sejumlah shahabat, tabi'in dan kelompok Hadawiyah berpendapat berbeda.




وَيُرْوَى عَنْ الشَّافِعِيِّ وَأَبِي حَنِيفَةَ قَالُوا : وَالْحَدِيثَانِ إمَّا مَنْسُوخَانِ بِحَدِيثِ




Diriwayatkan dari Asy-Syafii dan Abu Hanifah, bahwa kedua hadits tersebut telah dihapus dengan hadits




{ إنَّهُ كَانَ آخِرُ الْأَمْرَيْنِ مِنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَدَمَ الْوُضُوءِ مِمَّا مَسَّتْ النَّارُ } أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ ، وَابْنُ حِبَّانَ مِنْ حَدِيثِ جَابِرٍ " .
"Sesungguhnya, keputusan terakhir dari dua perkara yang bersumber dari beliau saw adalah tidak adanya wudhu terhadap segala sesuatu yang disentuh api (dimasak/dibakar)." (Diriwayatkan perawi yang empat dan Ibnu Hibban dari hadis Jabir)

قَالَ النَّوَوِيُّ : دَعْوَى النَّسْخِ بَاطِلَةٌ ؛ لِأَنَّ هَذَا الْأَخِيرَ عَامٌّ وَذَلِكَ خَاصٌّ وَالْخَاصُّ مُقَدَّمٌ عَلَى الْعَامِّ ، وَكَلَامُهُ هَذَا مَبْنِيٌّ عَلَى تَقْدِيمِ الْخَاصِّ عَلَى الْعَامِّ مُطْلَقًا ، تَقَدَّمَ الْخَاصُّ أَوْ تَأَخَّرَ ، وَهِيَ مَسْأَلَةٌ خِلَافِيَّةٌ فِي الْأُصُولِ بَيْنَ الْأُصُولِيِّينَ ، أَوْ أَنَّ الْمُرَادَ بِالْوُضُوءِ التَّنْظِيفُ ، وَهُوَ غَسْلُ الْيَدِ ، لِأَجْلِ الزُّهُومَةِ كَمَا جَاءَ فِي الْوُضُوءِ مِنْ اللَّبَنِ ، وَأَنَّ لَهُ دَسَمًا ، وَالْوَارِدُ فِي اللَّبَنِ التَّمَضْمُضُ مِنْ شُرْبِهِ .

An-Nawawi berkata, "Pengakuan adanya nasakh (dihapusnya hukum hadits pertama tentang batalnya wudhu karena makan daging onta dengan hadits berikutnya) adalah batil. Karena hadits yang terakhir bersifat umum, sedangkan hadits pertama bersifat khusus, dan riwayat yang khusus didahulukan dari yang umum."
      Pandangan beliau ini dilandasi pada sebuah prinsip diutamakannya perkara yang khusus dari yang umum, apakah perkara khusus itu telah dinyatakan lebih dahulu atau baru kemudian. Ini memang masalah khilafiyah (perbedaan) dalam masalah kaidah di kalangan ahli Ushul (Fiqh).
      Ada juga berpendapat bahwa yang dimaksud berwudhu (pada hadits Jabir) adalah membersihkan, yaitu cuci tangan, karena bau (daging onta) yang menyengat, sebagaimana anjuran berwudhu dari minum laban, karena padanya terdapat lemak. Riwayat yang terdapat dalam masalah laban adalah berkumur setelah meminumnya.

وَذَهَبَ الْبَعْضُ إلَى أَنَّ الْأَمْرَ فِي الْوُضُوءِ ، مِنْ لُحُومِ الْإِبِلِ لِلِاسْتِحْبَابِ لَا لِلْإِيجَابِ ، وَهُوَ خِلَافُ ظَاهِرِ الْأَمْرِ ، أَمَّا لُحُومُ الْغَنَمِ فَلَا نَقْضَ بِأَكْلِهَا بِالِاتِّفَاقِ ، كَذَا قِيلَ ، وَلَكِنْ حُكِيَ فِي شَرْحِ السُّنَّةِ وُجُوبُ الْوُضُوءِ مِمَّا مَسَّتْ النَّارُ .

وَعَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ ، أَنَّهُ كَانَ يَتَوَضَّأُ مِنْ أَكْلِ السُّكَّرِ .

      Sebagian ulama berpendapat bahwa perintah berwudhu sehabis memakan daging onta menunjukkan sunah, bukan wajib. Namun pandangan ini bertentangan dengan zahirnya perintah tersebut.
      Adapun memakan daging kambing disepakati tidak membatalkan wudhu. Demikian dikatakan. Akan tetapi diriwayatkan dalam Syarh Sunnah tentang wajibnya wudhu terhadap apa saja yang disentuh api (dimasak/dibakar).

Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz bahwa beliau berwudhu setelah memakan gula.

قُلْت : وَفِي الْحَدِيثِ مَأْخَذٌ لِتَجْدِيدِ الْوُضُوءِ ، فَإِنَّهُ حَكَمَ بِعَدَمِ نَقْضِ الْأَكْلِ مِنْ لُحُومِ الْغَنَمِ ، وَأَجَازَ لَهُ الْوُضُوءَ ، وَهُوَ تَجْدِيدٌ لِلْوُضُوءِ عَلَى الْوُضُوءِ .

سبل السلام [1214]
aya (pengarang Subulussalam/Ash-Shan'ani) berkata, "Dalam hadits ini dapat disimpulkan tentang perkara memperbarui wudhu. Karena beliau menghukumi bahwa memakan daging onta tidak membatalkan wudhu, kemudian beliau membolehkan orang tersebut berwudhu (lagi), itu artinya memperbarui wudhu di atas wudhu (yang sudah ada)."
Subulussalam, 1/214

Kesimpulan:

Memakan daging onta termasuk perkara yang diperselisihkan, apakah dia membatalkan wudhu atau tidak.

Imam Ahmad berdasarkan zahir hadits Jabir bin Samurah di atas menyimpulkan bahwa hal itu membatalkan wudhu. Sedangkan jumhur ulama berpendapat bahwa hal tersebut tidak membatalkan wudhu dengan sejumlah alasan. Sebagian berpendapat bahwa hadits Jabir mansukh (dihapus), sebagian lagi berpendapat bahwa yang dimaksud wudhu adalah mencuci tangan, sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa perintah dalam hadits tersebut adalah sunah, bukan wajib.

Dalam kumpulan fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah (Komisi Fatwa Saudi) no. 557, 1163, 8143, 11257, dinyatakan bahwa memakan daging onta membatalkan wudhu.

Wallahua'lam.

Saturday 28 January 2012

Gerigi Kunci Untuk Membuka Pintu Syurga


    Diriwayatkan dalam sebuah atsar bahwa kunci surga adalah لا اله الّا الله,akan tetapi apakah semua orang yang mengucapkannya berhak dibukakan pintu surga untuknya?

Seseorang bertanya kepada Wahb bin Munabbih rahimahullah:"Bukankah "Laa ilaaha illallah" itu kunci pintu surga?

Beliau menjawab,"Ya,tetapi setiap kunci mempunyai gerigi,jika anda membawa kunci yang bergerigi,maka pintu surga dibukakan untukmu,tetapi jika kunci anda tidak bergerigi,maka tidak dibukakan untukmu"
Berdasarkan dalil-dalil,para ulama mengambil kesimpulan bahwa Gerigi kunci adalah syarat-syarat agar kalimat "Laa ilaah illallah" menjadi kunci pembuka pintu surga,dan berguna bagi orang yang mengucapkannya.Gerigi kunci tersebut adalah:
1.Mengucapkannya dengan ilmu,Karena stiap kalimat memiliki makna,maka anda wajib mengetahui makna لا اله الا الله yaitu dengan menafikkan/meniadakan sfat ketuhanan dari selain Allah,lalu menetapkannya Untuk Allah Azza wa Jalla semata tidak ada sekutu baginya.Allah berfirman:"
الا من شهد بالحق لا يعلمون
"Kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengetahuinya."(QS. Az-Zuhruf:86).
Rasulullah SAW bersabda:"Siapa saja meninggal dunia,sementara dia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang hak kecuali Allah,pasti masuk surga."(HR Muslim)
2.Mengucapkannya dengan yakin,menyakini maksudnya karena kalimat ini tidak menerima keraguan,prasangka dan kebimbangan.
3.Menerima,yaitu menerima setiap apa yang dituntut oleh kalimat ini dengan hati dan lidah.
4.Tunduk dan patuh sepenuhnya terhadap tauhid.Ini merupakan pembuktian dan bentuk pengamalan dari keimanan.Hal ini terwujud dengan mengamalkan apa yang telah Allah Syari'atkan dan meninggalkan apa yang Dia larang.
5.Mengucapkannya dengan kejujuran.
6.Mengucapkannya dengan kecintaan.
7.Ikhlas.

Riya'

Oleh:Ust Abdullah Haidir
Penyakit riya (ingin dilihat dan dipuji) begitu halus dibisikkan oleh setan menyelinap di sela-sela amal ibadah kita. Tanpa muhasabah (evaluasi) dan muraqabatullah (merasa terus terpantau oleh Allah) terus menerus, boleh jadi dia telah sekian lama mengiringi dan menghiasi setiap langkah dan amal kita. Karenanya, Rasulullah saw sangat mengkhawatirkan masalah ini di tengah umatnya.

Beliau bersabda, "Yang paling aku takutkan dari kalian adalah syirik kecil." Ketika beliau ditanya tentang apa itu syirik kecil, beliau bersabda, "Riya." (HR. Ahmad)

Namun, kekhawatiran seseorang terhadap riya sehingga menghalanginya untuk beramal, juga merupakan bisikan setan dari sisi yang lain. Maka tidak sedikit orang yang enggan melakukan aktifitas kebaikan yang tampak dan terlihat karena takut riya, padahal di sana terdapat manfaat yang besar, baik bagi dirinya ataupun orang lain.

Maka dalam hal ini, upaya setan di antara dua; Seseorang beramal namun disertai riya, sehingga amalnya gugur di sisi Allah, atau dia tidak beramal sama sekali karena takut riya sehingga nilainya sama saja dengan orang yang pertama.

Singkirkan bisikan setan dengan terus beramal dan selalu waspadai hati dari sikap riya; Itulah ikhlas….
Fudhail bin Iyadh berkata,
تَرْكُ الْعَمَلِ لأَجْلِ النَّاسِ رِيَاءٌ ، وَالْعَمَلُ لأَجْلِ النَّاسِ شِرْكٌ ، وَاْلإِخْلاَصُ أَنْ يُعَافِيَكَ اللهُ مِنْهُمَا
"Meninggalkan amal kerena orang lain adalah riya, beramal karena orang lain adalah syirik, dan ikhlash adalah apabila Allah menyelamatkanmu dari keduanya." (Syu'abul Iman, Al-Baihaqi)

 Allahumma waffiqna bil amalishaalih, warzuqnal ikhlaasha fiihi (Ya Allah, berilah kami taufik untuk beramal saleh, dan karuniakan kami keihklasan di dalamnya)

3 MODEL ISTRI


3 MODEL ISTRI oleh Ust Ahmad Mustaqim

Tipe istri pendamping hidup ada 3 macam:

· Cerdas dan memiliki keluhuran budi pekerti, dan ini merupakan tingkatan istri terbaik.

· Shalihat dan memiliki kerelaan hati. Ini adalah tipe istri yang akan mengalirkan keridhaan hati.

· Tidak berilmu pengetahuan dan memiliki perangai yang buruk. Ini merupakan model istri yang paling menyusahkan dan memberatkan suami.
(DR. Mustafa Siba'i rahimahullah).

Saudaraku…
Tak bisa dipungkiri, bahwa di antara sumber kebahagiaan kita dalam hidup adalah memiliki pendamping hidup. Maka orang yang menikmati hidup melajang pada hakekatnya adalah mengejar kenikmatan hidup yang semu, walaupun segudang prestasi telah diraihnya. Dan telah berada di puncak karirnya.

Tidak berlebihan, jika masyarakat Arab menyebut orang yang masih hidup menyendiri dengan sebutan 'Al Miskin', orang yang tak punya apa-apa. Walau pun ia telah bergelar mangku bumi karena memiliki tanah dan lahan yang luas tak bertepi.
Hal ini senada dengan apa yang pernah disinggung oleh Nabi SAW, "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-abik perhiasan dunia adalah perempuan yang shalihah." Artinya, seorang laki-laki yang tak berharta, tapi telah menikah; maka ia adalah orang yang kaya. Karena ia telah memiliki perhiasan dunia termahal, yakni istri shalihah.

Untuk itu al Qur'an membahasakan tujuan asasi dari pernikahan adalah 'litaskunu ilaiha' dan bukan 'litaskunu ma'aha' (terciptanya ketenangan bathin dan bukan sekadar hidup dan tinggal bersama dalam satu atap).

Saudaraku…

Istri yang cerdas dan berbudi pekerti luhur, dapat menghadirkan surga dunia bagi suami dan anggota keluarganya. Kapal cinta akan berlayar meretasi samudera dengan tenangnya. Tak goyang diterpa ombak. Tiada tenggelam dihantam badai. Dan waspada terhadap karang yang bersembunyi dari pandangan mata. Kapal terus melaju hingga sampai di dermaga tujuan. 'Baiti jannati' rumahku adalah surgaku menjelma di alam realita.

Tipe kedua, istri shalihat dan penuh kerelaan hati. Dan istri semacam ini yang akan membuat suami senantiasa tersenyum siang dan malam. Berbunga-bunga sepanjang hari. Bila diperintah ia taat. Jika dipanggil ia datang menghampiri. Kala ditinggal suami bepergian jauh mengais rizki atau untuk urusan yang lain beberapa waktu lamanya, ia jaga kehormatan dirinya dan harta suaminya.

Diberi uang belanja yang mepet, cukup dan ia tidak berkeluh kesah. Diberi nafkah yang cukup, tiada henti lisannya mengucapkan terima kasih terhadap suaminya. Di sela-sela kesibukannya mengurusi pekerjaan rumahnya, ia sempatkan waktu untuk menambah wawasan keilmuannya dengan membaca buku, mendengarkan nasihat, menghafal al Qur'an dan seterusnya. Wajar jika suami, selalu rindu berdekatan dengannya.

Istri model ketiga, akan melahirkan prahara dalam keluarga. Memicu munculnya kemelut dan konflik di antara pasutri. Berapa pun dan apa pun yang diberikan suami kepada istrinya, ia tak pernah puas dan tak pernah ridha dengan suaminya. Itulah yang disebut dengan 'baiti nari' rumahku adalah nerakaku. Rumah bukan lagi menjadi tempat rehat bagi suami. Ia telah berubah menjadi hotel atau penginapan. Di mana suami tiada merasakan kenyamanan dalam keluarga. Sempit dan pengap itulah yang dirasakannya.

Para suami..

Mari kita evaluasi, istri kita termasuk dalam katagori istri yang mana? Pertama, kedua atau ketiga. Jika ia di tingkat kedua, kita bantu agar ia bisa naik tingkat yang lebih baik (pertama). Jika sudah berada di puncak, kita support agar ia tetap mempertahankan posisinya di puncak.

Jika berada di tingkat paling bawah, mari kita bersungguh-sungguh mendidiknya, sehingga ia bisa berada di urutan ke dua dan seterusnya.

Bagi anda yang masih hidup melajang…

Jangan terlalu banyak berangan-angan bisa mempersunting calon pendamping hidup yang memiliki kepribadian seperti Asma binti Abu bakar, Asma' bin Umais atau Fatimah. Sementara anda tak pernah berupaya menjadi sosok seperti Zubair bin Awwam, Ja'far bin Abu Thalib dan Ali bin Abu Thalib. Tetapi anda rela terus berpredikat sebagai orang awwam.

Seperti disebutkan dalam sebuah sya'ir:

Anda menginginkan kesuksesan tapi anda tak menapaki jalan-jalan kesuksesan
Sesungguhnya kapal itu tak berlayar di atas daratan..

"Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun waj'alna lil muttaqina imama". Amien.

Tuesday 24 January 2012

Hukum Merayakan Maulid Nabi dan Pendapat Ulama-ulama Tentangnya



Al Imam As Sayukany, beliau menguatkan jawabannya dengan berkata:

[1]. Saya tidak mendapatkan sebuah dalilpun akan disyariatkannya perayaan ini, baik dalam Al Qur'an atau As Sunnah atau qiyas atau yang dalil lainnya.

[2]. Beliau menukilkan ijma' kaum muslimin bahwa perayaan ini tidak pernah dilaksanakan pada generasi yang paling mulia, generasi sahabat, tabiin, tabiit tabiin, dan juga tidak pada generasi setelahnya.

[3]. Tidak ada seorang ulama-pun yang menukilkan dari ulama sebelumnya bahwa acara ini bukanlah acara bid'ah, bersamaam dengan itu mereka sepakat bahwa setiap perbuatan bid'ah merupakan kesesatan.

[4]. Beliau membantah pendapat orang yang membagi bid'ah menjadi lima hukum, bahwa pembagian ini tidak ada dalilnya dan juga sama sekali tidak beralasan.

[5]. Pengaruh kekuatan para pemimpin dan raja serta kesholihan mereka dalam mengarahkan rakyat menuju kepada jalan selamat dan untuk tidak mengambil pendapat siapapun yang tidak berdasarkan pada dalil.

[6]. Begitu cepatnya amalan bid'ah menyebar pada masyarakat apabila para ulama tidak berjuang menjelaskan akan buruknya amalan bidah, dan menerangkan akan kejahatan para ulama jahat, atau yang kurang ilmunya, dan kejahatan orang yang berusaha mendapatkan kedudukan dunia dalam rangka mengumpulkan harta dengan cara memberikan contoh buruk.

[7]. Perjuangan ahli bid'ah untuk menyebarluaskan kehinaan dan simbol-simbol yang berbau khurofat di tengah-tengah masyarakat, serta mereka akan marah apabila masyarakat enggan untuk menerimanya, sebagaimana diungkapkan oleh pengarang: "Masyarakat tidak menyadari bahwa hal-hal tersebut dijadikan perantara untuk dilakukannya segala bentuk kemungkaran, dan sebagai penghalang bagi setiap orang yang akan mengingkarinya, dan mereka akan melakukan dalam perayaan maulid mereka -yang tidaklah dihadiri kecuali oleh orang-orang rendahan- segala kemungkaran, dengan beralasan : Telah hadir dalam perayan maulid si fulan dan si fulan" dan seterusnya.

[8]. Perayaan maulid seperti ini pasti disertai dengan berbagai bentuk kemungkaran dan hal-hal ang diharamkan dalam agama.

Saturday 21 January 2012

Mengenal Nasab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam



Nasab Nabi  Shallallahu 'alaihi wasallam terbagi dalam 3 klasifikasi:
      Pertama,Yang disepakati oleh Ahlus siyar wal Anshab (para sejarawan dan ahli nasab) yaitu urutan nasab beliau hingga kepada Adnan.
      Kedua,yang masih diperselisihkan antara yang mengambil sikap diam dan tidak berkomentar dengan yang berpendapat dengannya,yaitu urutan nasab beliau dari atas Adnan hingga Ibrahim 'alaihis salam.
      Ketiga,yang tidak diragukan lagi bahwa di dalamnya terdapat riwayat yang tidak shahih,yaitu urutan nasab beliau mulai dari atas Nabi Ibrahim hingga Nabi Adam 'alaihimassalam.Kami sudah singgung sebagiannya dan berikut ini penejelasan detail tentang ketiga klasifikasi tersebut:
1.Klasifikasi Pertama
       Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib (nama aslinya,Syaibah) bin Hasyim (nama aslinya,Amr) bin Abdu Manaf (nama aslinya,al-Mughirah) bin Qushay (nama aslinya,Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (dialah yang dijuluki sebagai Quraisy yang kemudian suku ini dinisbatkan kepadanya) bin Malik bin An-Nadhar (nama aslinya,Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (nama aslinya,Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ab bin Adnan.(Lihat Ibnu Hisyam Tarikh Ath-Thabari II/239-271)

2.Klasifikasi Kedua (urutan nasab di atas Adnan),yaitu:

Monday 16 January 2012

Kisah Seorang Putri Yang Shalihah


    Kisah seorang wanita yang bernama 'Abiir yang sedang dilanda penyakit kanker. Ia mengirimkan sebuah surat berisi kisahnya ke acara keluarga mingguan "Buyuut Muthma'innah" (rumah idaman) di Radio Qur'an Arab Saudi, lalu menuturkan kisahnya yang membuat para pendengar tidak kuasa menahan air mata mereka. Kisah yang sangat menyedihkan ini dibacakan di salah satu hari dari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan lalu (tahun 2011). Berikut ini kisahnya –sebagaimana dituturkan kembali oleh sang pembawa acara DR Adil Alu Abdul Jabbaar- :

    Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik jelita dan mengagumkan, bahkan mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kecantikannya merupakan tanda kebesaran Allah. Setiap lelaki yang disekitarnya berangan-angan untuk memperistrikannya atau menjadikannya sebagai menantu putra-putranya. Hal ini jelas dari pembicaraan 'Abiir tatkala bercerita tentang dirinya dalam acara Radio Qur'an Saudi "Buyuut Muthma'innah". Ia bertutur tentang dirinya:


    "Umurku sekarang 28 tahun, seorang wanita yang cantik dan kaya raya, ibu seorang putri yang berumur 9 tahun yang bernama Mayaa'. Kalian telah berbincang-bincang tentang penyakit kanker, maka izinkanlah aku untuk menceritakan kepada kalian tentang kisahku yang menyedihkan….dan bagaimana kondisiku dalam menghadapi pedihnya kankerku dan sakitnya yang berkepanjangan, dan perjuangan keras dalam menghadapinya. Bahkan sampai-sampai aku menangis akibat keluhan rasa sakit dan kepayahan yang aku rasakan. Aku tidak akan lupa saat-saat dimana aku harus menggunakan obat-obat kimia, terutama tatkala pertama kali aku mengkonsumsinya karena kawatir dengan efek/dampak buruk yang timbul…akan tetapi aku sabar menghadapinya..meskipun hatiku teriris-iris karena gelisah dan rasa takut. Setelah beberapa lama mengkonsumsi obat-obatan kimia tersebut mulailah rambutku berguguran…rambut yang sangat indah yang dikenal oleh orang yang dekat maupun yang jauh dariku. Sungguh…rambutku yang indah tersebut merupakan mahkota yang selalu aku kenakan di atas kepalaku. Akan tetapi penyakit kankerlah yang menggugurkan mahkotaku…helai demi helai berguguran di depan kedua mataku.

    Pada suatu malam datanglah Mayaa' putriku lalu duduk di sampingku. Ia membawa sedikit manisan (kue). Kamipun mulai menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, lalu iapun mematikan televisi, lalu memandang kepadaku dan berkata, "Mama…engkau dalam keadaan baik..??". Aku menjawab, "Iya". Lalu putriku memegang uraian rambutku…ternyata uraian rambut itupun berguguran di tangan putriku. Iapun mengelus-negelus rambutku ternyata berguguran beberapa helai rambutku di hadapannya. Lalu aku berkata kepada putriku, "Bagaimana menurutmu dengan kondisiku ini wahai Mayaa'..?", iapun menangis. Lalu iapun mengusap air matanya dengan kedua tangannya, seraya berkata, "Waha mama…rambutmu yang gugur ini adalah amalan-amalan kebaikan", lalu iapun mulai mengumpulkan rambut-rambutku yang berguguran tadi dan meletakkannya di secarik tisu. Akupun menangis melihatnya hingga teriris-iris hatiku karena tangisanku, lalu aku memeluknya di dadaku, dan aku berdoa kepada Allah agar menyembuhkan aku dan memanjangkan umurku demi Mayaa' putriku ini, dan agar aku tidak meninggal karena penyakitku ini, dan agar Allah menyabarkan aku menahan pedihnya penyakitku ini….

Thursday 12 January 2012

MENAKAR KEBAHAGIAAN HIDUP


MENAKAR KEBAHAGIAAN HIDUP

    Sudahkah kita menatap indahnya pelangi di langit kehidupan kita?
Apakah kita termasuk orang yang sudah mengecap kebahagiaan hidup sebagaimana yang telah kita pahat di alam khayal kita? Tentu, semua orang mendambakan demikian. Persoalannya adalah bagaimana cara kita menakar kebahagiaan hidup dan mengukur keceriaan jiwa kita.

    Ibnu Abbas rahiallahu anhuma, memberi kita takaran dan timbangan untuk mengukur seberapa besar kebahagiaan yang telah kita rasakan dalam hidup. Beliau menyebutkan ada tujuh perkara yang mengalirkan kebahagiaan dalam hidup kita:

Tuesday 10 January 2012

Luapan Hati Istri Sang Datuk Anwar Ibrahim

Luahan hati isteri datuk sri anwar ibrahim Datin dr wan azizah ketika suami nya yang dibebaskan dari tuduhan meliwat.Wan Azizah: KAU makbulkan munajat kami

    SHAH ALAM - Pembebasan Datuk Seri Anwar Ibrahim daripada petuduhan liwat sudah diketahui umum. Bagaimana pula dengan isterinya, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail? Apa cerita di sebalik khabar gembira tersebut. Sinar Harian membawa pembaca menyelami rasa hatinya. Ikuti wawancara eksklusif Editor Sinar Harian, MAZLINDA MOHD NOR bersama Wan Azizah.
    ABANG Nuar sudah siap berpakaian. Sudah sedia untuk bersarapan. Seperti biasa semua suplemen yang perlu untuk kesihatannya sudah masuk ke mulut lalu ditelan. Saya sekadar memerhatikan.
Mata menatap sayu. Hati berdetik. Mungkinkah ini sarapan pagi terakhir kami bersama?

"Ya RABB. Jauhilah kami dari berita duka itu."

Abang Nuar seperti dapat membaca kata hati saya.
"Apa juga keputusan mahkamah, keluarga kita tetap bersatu. Hati kita tetap bersama."
Abang Nuar tenang. Saya semakin pilu.
Sudah banyak dugaan yang kami lalui sepanjang kehidupan ini. Sesekali sehingga rasa tidak mampu dipikul manusia biasa sekecil saya. Amat berat.
Namun saya tetap yakin, ALLAH menduga setakat mampu umatnya.
"Ya RAHMAN... jika ini laluan yang ENGKAU tentukan untuk aku, hambamu yang kerdil ini tetap reda. Berilah aku kekuatan. Berilah aku jalan."
    Dua setengah tahun hidup kami tertekan, seperti mati perlahan-lahan. Fitnah memang racun yang membunuh.Kami membina satu kehidupan atas landas Islam. Sentiasa berusaha mendekati TUHAN. Namun semakin kerap kami sujud, semakin besar cabaran mendepan.

"Ya AZIZ... Tuhan Yang Maha Kuat. Lindungilah kami dari fitnah yang menjahanamkan. Ya JALIL... berilah kami kemuliaan.Anak-anak dan menantu semua sudah sedia.Ini juga kebesaran TUHAN. Selama ini baik kenduri atau hari raya, kami jarang dapat berkumpul sebegini. Tapi kali ini Izzah, Ilham, Ihsan, Nuha, Muhammad Reza, Nurul Syaheedah, dan Mohd Khairul semua ada. Hati kami bersatu, jiwa kami berpadu.

Mata anak-anak pula saya tatap. Satu persatu, silih berganti.Ya mereka tenang. Mahu melangkah keluar meneman ayah tersayang tanpa garis-garis kedukaan.
Melihat mereka, semangat saya datang kembali. Benar kata Abang Nuar, apa juga keputusan mahkamah kami akan tetap bersama.
    Malam tadi, pulang dari ceramah di Kampung Pandan malam sudah bertemu pagi. Kami kelaparan. Sambil menjamu perut di meja makan, kami bercerita, Tentang zaman sekolah, filem dan pelbagai. Kami ketawa bersama. Bahagia. Bagai tiada lara. Tiada nestapa.
Mungkinkan saat itu akan dapat diulang lagi?

"Ya RAHMAN... Engkau lebih tahu dan mengerti kasih sayang antara kami. Jangan kau putuskan Ya RABB. Jangan ada penghalang. Jangan biar jeriji besi itu memisahkan kami sekali lagi!"
Sepanjang perjalanan ke mahkamah, saya tidak pernah berhenti berdoa. Moga apa yang bermain di fikiran TUHAN akan terbalikkan.
    Luar Kompleks Mahkamah Jalan Duta sudah penuh dengan manusia. Saya terasa gementar. Namun saya mesti kuat. Kami sudah menghampiri bangunan yang akan menentukan nasib Abang Nuar hari ini. Jadi kekuatan dan ketabahan yang saya tunjukkan tentu akan memberi tambahan semangat untuk Abang Nuar berhadapan dengan apa juga keputusan yang memungkinkan.
     Melihat wajah Hakim Datuk Mohamad Zabidin Mohd Diah, hati saya kembali tidak keruan. Mula berbolak-balik. Akan disabit bersalahkan Abang Nuar? Atau lepas?
Sejujurnya saya sudah serik untuk mengulang episod sedih 1998. Saya sudah letih untuk diheret dalam kedukaan panjang. Jika abang Nuar disabit bersalah... walau anak-anak kini sudah besar, kedukaan kami tidak ada bezanya. Malah lebih berganda.
   Apakan tidak, jasad yang sudah dipanjat usia, fizikal dan jiwa sudah tidak sekuat dulu. Berita sedih yang kami terima sudah pasti merentap segala rasa.
Mahkamah mendapati Anwar tidak bersalah dan memutuskan mahkamah tidak dapat memastikan 100 peratus integriti sampel asid deoksiribonuleik (DNA) tidak terusik. Mahkamah tidak boleh bergantung kepada bukti DNA tersebut. Maka mahkamah ditinggalkan dengan keterangan pengadu. Bagaimanapun, mahkamah keberatan untuk mensabitkan tertuduh hanya berdasarkan keterangan pengadu yang tidak disokong.
"Oleh itu, tertuduh dilepas dan dibebaskan."
"Ya ALLAH... rahmat apakah yang KAU berikan kepada kami.

"Ya SAMIE’...terima kasih kerana mendengar rintihan kami selama ini."

Abang Nuar bebas!

Saya menangis. Anak-anak menangis.

    Saya merangkul erat Abang Nuar. Abang Nuar membalas kejap. Saya tidak mampu mengeluarkan kata-kata. Sekadar mengucap syukur kepada ALLAH.
Saya perhati anak-anak. Mereka juga berpelukan.
Saat ini terasa lerai derita dari tubuh. Lerai sengsara dari jiwa.

‘Ya ‘ALIEM...ENGKAULAH yang lebih mengetahui.

"Ya HAKIM... ENGKAULAH sebenarnya yang menetapkan keputusan segala sesuatu.
"Syukur Ya ALLAH kerana mengizinkan kami melangkah keluar dari mahkamah dengan hati gembira."
    
    Dalam perjalanan pulang, kami singgah di Masjid Segambut. Menunaikan solat Syukur tanda terima kasih kepada TUHAN.
Hari ini dada kami sudah lapang. Senyum kami masih bersisa walau tangis misih ada.
"Terima kasih Ya ALLAH. KAU jawab munajat kami, KAU lerai derita kami."

Monday 9 January 2012

Makna Julukan Ulama (Ulama Profesional)

by:Ust Abdullah Haidir

Ternyata banyak ulama yang profesional... maksudnya mereka memiliki profesi khusus yang menjadi pemasukan pribadinya. Di antaranya;

1. Al-Ajurry, yaitu istilah untuk orang yang profesinya menyewakan dan menjual. Diantara para ulama yang terkenal dengan nama ini adalah: Abu Bakar Muhammad bin Husain Al-Ajiri, pengarang kitab As-Syari’ah.

2. Al-Anmati, yaitu istilah bagi menjual ‘anmat’ yaitu karpet yang dihamparkan. Diantara ulama yang terkenal dengan sandaran ini adalah Utsman bin Said bin Basyar Abul Qasim Al-Anmathi Al-Bagdadi Al-Ahwal.
Ibnu Qhadi Syahbah rahimahullah mengomentari, "(Beliau adalah salah seorang Imam madzhab Syafiiyyah di zamannya. Mengambil ilmu fiqih dari Al-Muzani dan Al-Robi’. Yang menimba ilmu dari beliau adalah Abul Abbas bin Suraij. Syekh Abu Ishaq mengatakan, ‘Dahulu beliau yang menjadikan sebab orang menjadi giat dalam kitab fiqih Syafi’i dan menghafalkannya.' (Thabaqat As-Syafiiyyah, 1/80)

3. Al-Bahroni, istiah untuk para pelaut atau nahkoda perahu. Diantara ulamat terkenal dengan sandaran ini adalah Muhammad bin Mu’ammar bin Rib’i Al-Bahrani Al-Qaisi Al-Basyri. Para imam (hadits) yang enam mengambil riwayat darinya.

4. Al-Barbahari,

Friday 6 January 2012

Syair Imam Syafi'i Tentang Nilai Ilmu










Syair Imam Syafii, rahimahullah, tentang nilai ilmu

وَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً ... تَجَرَّعْ ذُلَّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ

Siapa yang tidak merasakan kepedihan belajar walau sesaat
Dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hayat

وَمَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيِمَ وَقْتَ شَبَابِهِ ... فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعاً لِوَفَاتِهِ

Siapa yang ketinggalan belajar di waktu muda
Bertakbirlah kepadanya empat kali karena dia telah 'tutup usia'

وَذَاتُ الْفَتَى -وَاللهِ- بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى ... إِذَا لَمْ يَكُونَا لاَ اعْتِبَارَ لِذَاتِهِ

Nilai pemuda –demi Allah- ada pada ilmu dan takwa
Jika keduanya tidak ada, maka dirinya tiada guna

Sumber: Diwan Al-Imam Asy-Syafii

Macam-macam Tauhid


Pembagian Tauhid ada 3 macam yaitu:
Pertama : Tauhid Rububiyah.
Artinya mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam hal perbuatanNya. Seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan bahaya, memberi manfaat, dan lain-lain yang merupakan perbuatan-perbuatan khusus Allah Subhanahu Wa Ta'ala .Seorang muslim haruslah meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak memiliki sekutu dalam RububiyahNya.

Kedua : Tauhid Uluhiyah
Artinya mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam jenis-jenis peribadatan yang telah disyariatkan. Seperti ; shalat, puasa, zakat, haji, do'a, nadzar, sembelihan, berharap, cemas, takut, dan sebagainya yang tergolong jenis ibadah. Mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam hal-hal tersebut dinamakan Tauhid Uluhiyah ; dan tauhid jenis inilah yang dituntut oleh Allah Subhanhu wa Ta'ala dari hamba-hambaNya. Karena tauhid jenis pertama, yaitu Tauhid Rububiyah, setiap orang (termasuk jin) mengakuinya, sekalipun orang-orang musyrik yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala utus Rasulullah kepada mereka. Mereka mayakini Tauhid Rububiyah ini, sebagaiman tersebut dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala .

"Artinya : Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan mereka ?' niscaya mereka menjawab 'Allah'. Maka bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)" [Al-Zukhruf : 87]

"Artinya : Katakanlah, 'Siapakah yang mempunyai tujuh langit dan mempunyai 'Arsy yang besar ?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah'. Katakanlah, 'Mengapa kamu tidak bertaqwa?" [Al-Mu'minun : 86-87]

Masih banyak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa orang-orang musyrik meyakini Tauhid Rububiyah. Akan tetapi, sebenarnya yang dituntut dari mereka adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah. Jika mereka mengikrarkan Tauhid Rububiyah, maka hendaknya juga mengakui Tauhid Uluhiyah (ibadah). Sungguh, Rasulullah (diutus untuk)menyeru mereka agar meyakini Tauhid Uluhiyah. Hal ini disebutkan dalam firmanNya Subhanahu Wa Ta'ala .

"Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut, lalu diantara umat-umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula orang-orang yang telah dipastikan sesat. Oleh karena itu, berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (para rasul)' [An-Nahl ; 36]

Setiap rasul menyeru manusia agar meyakini Tauhid Uluhiyah. Adapun Tauhid Rububiyah, karena merupakan fitrah, maka belumlah cukup kalau seseorang hanya meyakini tauhid ini saja.

Ketiga : Tauhid Asma was Sifat
Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-saifat untuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala   sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .

Tiga jenis tauhid inilah yang wajib diketahui oleh seorang muslim, lalu secara sungguh-sungguh ,mengamalkannya.

Thursday 5 January 2012

10 PERKARA YANG SIA-SIA












Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya 'AL FAWAID', bahwa ada sepuluh perkara yang hilang sia-sia, tak dapat memberikan manfaat sedikit pun bagi si empunya:

1· Berilmu pengetahuan, tapi tidak diamalkan.
2· Beramal, tapi tidak dilandasi ikhlas mengharap ridha Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW.
3· Harta yang dianggurkan, tidak dimanfaatkan untuk kenikmatan hidup di dunia dan tidak pula diinvestasikan untuk kebahagiaan hidup di akherat.
4· Hati yang kosong dari mahabbatullah dan jiwa yang merindukan selain wajah Allah SWT.
5· Badan yang diistirahatkan dari ketaatan dan berkhidmah kepada agama-Nya.
6· Rasa cinta yang tidak diikat dengan keridhaan Allah SWT dan tidak tumbuh dalam kerangka tunduk kepada perintah-Nya.
7· Waktu yang berlalu sia-sia, tiada dipergunakan untuk menambah pengetahuan, mengukir kebaikan dan taqarrub kepada-Nya.
8· Akal yang diperas untuk memikirkan hal-hal yang tak berguna.
9· Melayani orang yang tidak mendekatkan diri anda kepada Allah SWT dan tidak pula memberikan anda maslahat dan kebaikan di dunia.
10· Anda memiliki rasa takut dan berharap (memiliki ketergantungan) kepada orang yang ubun-ubunnya berada di tangan-Nya, dan menjadi tawanan di sisi-Nya, yang mana ia tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat bagi dirinya sendiri, menambah (usia) hidup dan menanggguhkan kematian serta menahan kepergiannya.

Saudaraku…
Berapa banyak asset milik kita, yang telah kita sia-siakan..ya Allah bimbinglah hidup kami agar kami senantiasa berada di jalan petunjuk dan ridha-Mu..amien.

Akar Dosa dan Maksiat (Al-Fawaid,Ibnul Qoyyim)








AKAR DOSA DAN MAKSIAT

Dosa dan maksiat seluruhnya berakar pada tiga hal:
1.Sombong, dan sifat inilah yang dimiliki Iblis sehingga dia diusir dari surga dan menjadi makhluk terlaknat (hingga tibanya hari kiamat).
2.Mengikuti bisikan syahwat, dan inilah yang telah mengeluarkan Adam dari surga.
3.Iri hati (hasad), dan inilah yang telah menyulut salah seorang anak Adam (Qabil) melakukan pembunuhan terhadap saudara kandungnya (Habil).

    Siapa saja yang mampu memelihara dirinya dari ketiga penyakit di atas, maka ia akan terbebas dari segala keburukan. Kufur terlahir akibat sombong. Maksiat terjadi lantaran (menuruti keinginan) syahwat. Durhaka dan zalim merupakan dampak buruk dari hasad. (Ibnul Qayyim rahimahullah, dalam kitab "Al Fawaid).

Saudaraku…
    Ketika ada akar kesombongan tumbuh di dalam hati kita, maka cabutlah segera sampai ke ujung-ujungnya. Sebab, bila ia dibiarkan tumbuh subur di hati kita, maka ia akan menjelma menjadi pohon kekufuran yang menjulang tinggi menutupi langit-langit jiwa kita. Yahudi, Nasrani, musyrikin Quraisy dan yang semisalnya merupakan contoh dari kesombongan yang dibiarkan mengendap di hati. Jika kita larut dalam aliran sombong karena kelebihan yang ada pada diri kita atau kejayaan yang menyapa kita, maka sadarlah bahwa kita telah mewarisi sifat Iblis, Yahudi, Nasrani dan seluruh pilar kekufuran, na'udzubillahi min dzalik.
    Nabi SAW menyebutkan indikasi adanya kesombongan dalam diri kita, "Menolak kebenaran dan merendahkan orang lain." H.R; Muslim.
    Syahwat yang merupakan fitrah manusia, jika kita kelola dan salurkan sesuai dengan koridor yang Allah ridhai, maka akan berbuah manis di dunia dan di akherat berbalas surga.
    Syahwat terhadap lain jenis; membawa kita ke gerbang pernikahan. Syahwat terhadap harta; membuka pintu perniagaan, bisnis dan yang senada dengan itu.
Namun sebaliknya jika syahwat tersalurkan di wilayah terlarang; kenistaan di dunia melekat. Dan di akherat siksa didapat.
Hasad, memicu seseorang melakukan tipu daya. Itulah warisan Iblis yang membuat perangkap tipu muslihat terhadap Adam dan Hawa, sehingga keduanya melanggar larangan-Nya.
Hasad, menjadi penyulut terjadinya pembunuhan pertama kali di permukaan bumi. Itulah yang dilakukan Qabil kepada Habil.
Hasad pula yang telah melepaskan ikatan persaudaraan dan memutus pertalian darah. Nabi Yusuf, dimasukkan saudara-saudaranya ke sumur tua disebabkan hasad yang tak berhasil disingkirkan.




Ya Rabb, kami berlindung kepada-Mu dari perasaan sombong, mengikuti bisikan hawa nafsu dan dari perilaku hasad..amien.